30DWC
#35 – Squad 6
Cerita Sebelumnya:
Ken, siswa kelas 4 SD Swasta di Jakarta Selatan, sedang belajar tentang kerajaan Hindu Buddha. Dia ingin membuat wisata virtual ke Trowulan, Mojokerto. Di Trowulan ada situs-situs yang diduga peninggalan kerajaan Majapahit.
Ketika ada libur panjang karena ada hari libur nasional yang jatuh pada hari Senin, Ken membuat rencana wisata virtualnya.
Ken sudah membuat peta perjalanan, mengamati kota Mojokerto, desa Trowulan, dan museum Majapahit. Di tahap berikutnya dia mendalami istilah-istilah yang ada di Majapahit, yaitu gapura, candi, dan arca.
#23
Kamis, 10 Maret 2022
Jajan Buku Majapahit
Untuk lebih memahami Majapahit, Mama Ken membeli buku-buku tentang Majapahit. Pastinya Ken tidak membacanya sendiri, namun bersama Mama.
Ini buku-buku yang dibeli Mama:
1. Majapahit Trowulan (Direktorat Peninggalan Purbakala, 2006)
Ini buku bekas yang dibeli Mama di Tokopedia. Di dalam buku ada tanda tangan pemiliknya. Ternyata bekiau seorang arkeolog yang sudah wafat. Harga buku ini Rp500.000. Cukup mahal. Namun kata Mama tidak apa-apa karena yang dibeli buku langka.
Di dalam buku ada bagian yang berbahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Ken kurang memahami maksud teks itu, namun dia menikmati gambar-gambar yang indah.
2. Tafsir Sejarah Nagarakretagama (Slamet Mulyana, 2011)
Ini juga dibeli Mama di Tokopedia. Buku baru. Bukunya setebal Harry Potter. Ken tidak memahami isinya. Namun kata Mama, ini sumber yang sah untuk belajar Majapahit. Apa maksud Mama dengan sah? Ya, Majapahit berdiri di abad ke 14 dan runtuh di abad ke-15. Di abad ke-14 ada pujangga yang menulis dengan detail tentang raja Hayam Huruk, wilayah kerajaan, silsilah raja, perjalanan raja Hayam Wuruk. Buku itu ditulis oleh Prapanca, mantan pejabat urusan agama Buddha di Majapahit. Buku ditulis setelah Prapanca pensiun.
Eh itu bukan buku, karena ditulis di lempengan kayu lontar. Ditulis dalam bahasa Jawa Kuno. Slamet Mulyana membuat tafsiran sejarah itu.
3. Mengenal Kepurbakalaan Majapahit (I Made Kusumawijaya, dkk)
Ini buku tipis tentang Majapahit. Ken suka gambar-gambarnya. Dia jadi lebih punya gambaran tentang Majapahit.
Di akhir liburan, Ken mengajak mamanya makan di mal.
“Ken, bujet jajan sudah habis untuk buku. Mama masakin wader saja ya,”
“Apa itu wader, Ma?” tanya Ken.
“Masakan khas Trowulan,” kata Mama.
“Mama tahu resepnya?”
“Gampanglah Ken kalau resep. Di internet banyak.”
“Jangan masakan virtual, ya Ma.”
#30dwcjilid35
#squad6
#day23