Belajar Rumi

001

1 JANUARI, 2022

Rumi’s Daily Secrets
Jalaludin Rumi
HB Jassin

Foto mawar oleh Nowaja, Pixabay.

Tuhan -kendati ada kaum skeptis-

telah menyebabkan taman-taman ruhani

dengan bunga-bunga harum

tumbuh dalam hati sahabat-sahabat-Nya.

Tiap semerbak harum di dalamnya.

mawar bercerita tentang rahasia semesta.

Harumnya membingungkan kaum skeptis,

menyebar ke seluruh dunia, mencabik selubung.

Tahun baru, belajar hal baru.

Tahun ini tiba-tiba datanglah kesempatan belajar Rumi. Saya hanya mengenal sedikit-sedikit tentang Rumi, ketika saya ikut kajian tasawuf di Sabtu sore di Paramadina belasan tahun silam. Tidak ada yang tersisa di benak kecuali tasawuf itu adem, dan Rumi salah satu tokohnya. Saya tidak melakukan pencarian lebih lanjut karena agak dipengaruhi oleh doktrin bahwa kalau kita belajar tasawuf tanpa mendalami syariah, kita akan asyik berkhayal tentang keindahan Ilahi tapi mengabaikan bagaimana kita menyatakan terima kasih kepada-Nya (baca: menjalankan syariah).

Namun setelah bertahun-tahun, level syariah saya tidak menjadi lebih baik. Indikatornya adalah halaman Al-Quran yang tidak bertambah, jam shalat yang tetap berjarak dengan kumandang azan. Jadi datangnya ajakan untuk mengkaji Rumi menjadi titik untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan-Nya. Kehalusan kata-kata Rumi mungkin bisa membuat saya lebih halus dalam menalikan ikatan dengan Allah.

Ajakan membaca Rumi’s Daily Secrets datang dari Ibu Widarti Gunawan. Beliau mengirim buku Rumi yang sudah diterjemahkan oleh HB Jassin. Menarik, yang dikirim adalah buku bekas, berarti sudah ada tangan-tangan yang memegangnya, dan mungkin juga hati yang terhubung dengan Allah melalui karya Pak Jassin. Ibu Widarti juga mengajak saya mengkaji Rumi setiap hari, karena buku itu berisi 362 puisi. Cukup ambisius mengingat saya kerap teralih pada banyak hal. Bismillah, semoga tujuan baik ini lancar.

Apa tujuan saya? Simpel, sesuai indikator yang saya sebutkan di atas. Memperpendek jeda antara azan dan shalat serta mulai mengaji lagi. Ya, saya akan mencari guru mengaji. Kalau saya ada goal untuk menyelesaikan Rumi, mestinya saya juga ada goal menyelesaikan bacaan yang lebih tinggi tingkatannya, Al-Quran.

Lalu, sebetulnya bisa kan goals itu dicapai tanpa membaca Rumi? Tidak, saya tetap perlu Rumi karya Pak Jassin. Saya iri kepada Pak Jassin yang pernah mencapai titik hubungan terdekat dengan Allah, dengan menerjemahkan Al-Quran Al-Karim Bacaan Mulia. Meskipun karya Pak Jassin tidak terlalu populer di kalangan pengkaji Islam, bagi saya bukan menjadi ukuran untuk kedekatan seorang manusia dengan penciptanya.

Pak Jassin mungkin telah mencium aroma bunga yang bercerita tentang rahasia semesta. Saya baru di tahap melihat bunga cantik. Saya tahu bunga itu harum, tetapi saya tidak juga melangkah untuk mencium aromanya.

Mungkin saya bisa menguak rahasia semesta kalau telah melintasi dua jalan untuk mendekat kepadanya. Melalui jalan syariah, dan subsyariah. Saya memberi istilah subsyariah, karena ini adalah tugas yang hanya menempel pada kita, bukan kepada orang lain. Dalan hal ini peran saya sebagai ibu, adalah pesan yang diberikan Allah kepada setiap ibu, bukan kepada orang lain.

Kemarin saya bercakap-cakap dengan seorang ibu yang gelisah dengan putranya yang memasuki usia remaja. “Nggak usah khawatir, Mbak. Sepanjang Mbak mengecek chat dan browsing di HP-nya setiap malam akan aman,” kata saya.

“Itu dia, Bu,” katanya. “Saya tidak konsisten melakukannya. Tapi kami sudah pakai pengaman untuk internet.”

Duh gampang ya memberi nasihat. Saya bercermin kepada diri saya, yang tidak konsisten membangunkan Bintang, anak saya yang kedua, setiap pagi. Dia kerap melukis tengah malam, dan bangun kesiangan.  Saya membangunkan dia supaya tidak ketinggalan shalat subuh, saat ketika malaikat menyampaikan sapa pagi.

Eh apakah shalat saya sudah khusuk sehingga dapat mendengarkan sapaan pagi malaikat? Jujur ya … shalat subuh adalah shalat yang paling terburu-buru, karena di kepala sudah ada A-Z yang akan dilakukan. Kalau saya belum halus melakukan percakapan batin di pagi hari, bagaimana Bintang terbiaskan oleh energi saya?

Kalau saya sendiri belum mencium aroma bunga yang disebutkan Rumi lewat Pak Jassin, bagaimana mungkin saya meyakinkan orang lain bahwa ada harum yang penuh misteri. 

× Hubungi saya