Belajar Rumi

Hari Ke-24

 

REFERENSI

Rumi's Secrets

HB Jassin

RUMI DAYLIGHT

Camille & Kabir Helminski

If ten lamps are present in one place,
each differs in form from another;
yet you can’t distinguish whose radiance is whose
when you focus on the light.
In the field of spirit there is no division;
no individuals exist.
Sweet is the oneness of the Friend with His friends.
Catch hold of spirit.
Help this headstrong self disintegrate;
that beneath it you may discover unity,
like a buried treasure.

Masnawi I, 867

Harmoni dalam Keberagaman

(Di Dapur)

Saya menafsirkan sajak ke-24 ini sebagai kebersamaan dalam keberagaman. Jika 10 lampu berpendar, maka kita tidak dapat membedakan cahaya yang satu dengan lainnya. Ke-10 lampu itu membentuk harmoni cahaya. Jadi tidak penting lagi mana lampu yang membiaskan cahaya terindah. Ketika satu lampu padam, akan terjadi ketimpangan. Ketika kita menulis puisi harmoni dalam keberagaman, saya pikir paling tepat adalah menulis puisi tentang masakan, Hmm … Dari pencarian di internet saya menemukan buku puisi kuliner yang menarik. Sayangnya buku itu tidak dijual bebas. Dari blog Puisi Kuliner yang Matang | Sainul Hermawan (ulm.ac.id) ada kutipan puisi yang yummy. Izin kutip ya, Pak Sainul Hermawan.

kalau saja tahu Sumedang itu  tahu

akan terhidang di rumah makan Padang

ia takan cukup berani meradang

dalam gulai cumi isi tahu

dikocok bersama telur dan daun bawang

 

tetapi tahu tetap saja tahu

walau suka pergi jauh merantau ke mana-mana   

ia tak kan pernah mau cerita

tentang penderitaan tersesat di dalam perut cumi

 

sementara kamu diam-diam mencatat

pelanggan yang tak henti setiap makan siang

minta dihidangkan gulai cumi isi tahu

dengan bahasa Padang logat Sunda

 

(Eddie MNS Soemanto)

Setuju bahwa puisi karya penyair bernama Jawa ini lucu? Toss, yuk! Puisi itu berjudul “Gulai Cumi Isi Tahu” yang mengisahkan penderitaan tahu Sumedang di perut cumi. Cumi itu menjadi favorit pelanggan yang  berbahasa Padang logat Sunda. Penjualnya pun bersukacita karena hidangan itu laris manis.

Penyatuan gulai Padang dan tahu Sumedang menjadikan warung itu sah menjadi rumah makan Padang yang dimiliki orang Sunda. 

Catatan

Di Balik “Belajar Rumi”

Tentang Belajar Rumi

Tentang “Belajar Rumi” adalah jurnal berdasarkan sajak di buku Rumi’s Daily Secrets dan Rumi Daylight.

Apakah jurnal ditulis setiap hari?

Cita-citanya begitu, namun ternyata untuk menyelesaikan satu tulisan perlu waktu beberapa hari.

Apa yang ditulis di dalam jurnal?

Setelah hari ke-24 saya mendapatkan diri saya berproses. Semula saya menulis refleksi sajak dalam kehidupan saya, kemudian saya menulis pengamatan saya terhadap sekeliling yang relevan dengan sajak Rumi. Terakhir saya menulis tentang sajak Rumi sebagai inspirasi menulis puisi. Mungkin karakter penulisan saya akan berubah lagi, Wallahu alam. Ini menunjukkan betapa lenturnya pemikiran Rumi. 

Apakah Rumi relevan untuk kehidupan masa kini?

Yes. Definitely.

Itulah mengapa penulisan saya beralih menjadi gagasan penulisan puisi. Hari gini menulis puisi? Jangan salah. Orang sekarang cenderung membuat tulisan pendek. Entah itu status di WA atau caption di Instagram dan Tiktok. Dengan mempelajari Rumi, mungkin tulisan pendek itu akan lebih bermakna? Semoga! 

Kok Bersemangat banget, siapa teman diskusimu?

Sosok yang mengajak saya membaca sajak harian Rumi adalah Ibu Widarti Gunawan, Setiap hari kami membahas diksi atau pesan sajak yang dibaca hari itu. Cukup seru. Kadang kami bingung, kadang kami lelah, kadang kami menemukan hal baru dan seolah berteriak “Eureka”. Apa pun, kami terus maju.

Tentang Rumi, Helminski & Jassin

Jalaludin Rumi

Rumi (1207-1273) adalah penyair, ulama dan sufi. Dia lahir di Afghanistan, namun kemudian hidup berpindah tempat mengikuti ayahnya, dan akhirnya mukim di Turki hingga akhir hayat.

Dua sosok yang membentuk Rumi menjadi penyair dan sufi adalah ayahnya dan mentornya, Shams-i- Tabrizi. Pengaruh kedua orang itu mengasah Rumi dalam  menorehkan puisi keilahian yang dibalut dengan dongeng, deskripsi alam,  dan kisah. Puisi-puisi Rumi menembus batas wilayah, waktu dan agama.

Hingga akhir hayatnya Rumi menulis puisi yang dihimpun dalam enam jilid buku berjudul Masnawi. 

Camille & Kabir Helminski

Camille dan Kabir Helminski adalah pasangan suami istri yang mengelola The Threshold Society of Santa Cruz, California. Lembaga nirlaba itu mengkaji dna memberikan pelatihan tentang sufisme. Kabir menulis banyak buku tentang sufisme dan Rumi.

Buku Rumi Daylight berisi 365 sajak untuk inspirasi harian yang diambil dari Masnawi I dan II.

 

 HB Jassin

Hans Bague Jassin (1917-2000) dikenal sebagai tokoh kritikus sastra dan penulis cerpen dan puisi.

Ketertarikannya pada agama terlihat dari karyanya, Bacaan Mulia, yang merupakan terjemahan Al Quran.

Menjelang akhir hayatnya Jassin menerjemahkan Rumi Daylight, karya Camille & Kabir Helminski. Naskah Jassin belum selesai utuh saat Jassin wafat. Sahabatnya, Ali Audah, merapikan naskah itu hingga bisa diterbitkan.

 

× Hubungi saya