Boneka ikan ini saya buat tidak sengaja. Semula karena Esha, cucu kakak saya yang tinggal di depan rumah, menagih boneka yang saya janjikan. Ya Allah, saya pernah berjanji menjahitkan gambar yang dia buat menjadi boneka. Namun blas … saya terlupa.
Namun bundanya mengingatkan bahwa gambarnya terlalu kecil untuk dijadikan boneka. Ya betul, ukuran gambarnya mungkin hanya setinggi 5 cm.
Jadi Esha saya tawari apakah mau dibuatkan boneka ikan dengan ukuran panjang dua telapak tangan. Esha bersedia. Dia menggambar ikan, dan saya buatkan bonekanya. Saat ini proses membuat sajadah Ibu sedang reses, jadi saya manfaatkan untuk membuat craft lain.
Dari Kaus tak Terpakai
Sesuai prinsip ecocraft, saya membuat boneka ikan dari kain yang tidak terpakai. Saya memilih bahan kaus karena lentur, dan mempermudah saat diisi dakron. Pastinya, dengan kain lentur hasilnya akan lebih baik.
Pengetahuan ini saya dapat ketika SMP. Saat itu saya dan kakak saya sedang senang-senangnya membuat boneka kapuk dengan pola dari suatu majalah. Dari “petualangan” mencoba berbagai jenis bahan, kami sampai pada kesimpulan bahwa bahan terbaik untuk membuat boneka kapuk adalah kaus.
Alhamdulillah saya punya kaus putih, abu-abu, pink dan polkadot tidak saya pakai lagi. Bahan polkadot saya pakai untuk kepala, agar saya tidak perlu melukis wajah. Untuk badan, saya padu-padankan antara putih, abu-abu dan pink.
Proses Membuat Boneka Ikan
Boneka ikan yang pertama saya buat untuk Esha, gadis kecil berusia 7 tahun. Kemudian saya membuat dua lagi untuk Azizi, 4 tahun, sepupu Esha, dan Asha, 8 tahun. Mereka dengan suka cita menerima boneka masing-masing. Oh ya, saat ini hari libur, jadi mereka seperti mendapatkan aktivitas untuk mengisi liburan.
Pada setiap boneka saya beri inisial nama masing-masing. Inisial ini saya buat dengan teknik faux chenille. Pada bagian tertentu saya beri hiasan bunga yo yo. Selain untuk hiasan, bunga ini difungsikan untuk menutup kekurangan. Misalnya, jahitan bundet.
Untuk pengisi badan, saya memakai dakron dengan grade A plus-plus. Hasilnya, ikan ini menjadi sangat empuk.
Saya mendengar bahwa adik Asha yang berusia 1,5 tahun membuang boneka itu ke dalam kolam. Saya gembira, karena berarti boneka itu cukup konkret untuk batita. Cucu saya sendiri yang juga berusia 1,5 tahun tidak tertarik pada boneka itu.