Sulaman Putih untuk Pengantin – Di sela proyek sajadah Ibu, saya membuat sulaman di sarung bantal untuk putri tetangga yang menikah di tanggal 1 Ramadan. Tetangga ini tidak memberikan undangan, hanya bingkisan berupa boks makanan dan hadiah handuk, sebagai tanda mereka baru usai mengadakan upacara siraman.
Sulaman Putih di Atas Kain Putih
Karena untuk pengantin, saya terpikir membuat sulaman yang bersih: sulaman putih di atas kain putih. Tapi berupa apa? Hmm … yang romantis adalah bantal cinta …
Maka, saya pun mencari bantal cinta di e-commerce langganan. Ada berbagai ukuran, namun saya memilih bantal dan sarungnya yang berukuran 50×100 cm. Saya mencari bantal dengan isian bulu angsa, dan sarung dari katun yang lembut. Semua barang saya pesan dengan pengiriman kilat, karena saya ingin segera mengerjakan.
Oh ya untuk benangnya saya tidak memakai benang sulam, tetapi benang jahit yang tebal. Ini dari hasil uji coba dua atau tiga kali, sebelum memutuskan benang yang akan dipakai.
Tentang Whitework
Whitework embroidery adalah sulaman dengan menggunakan benang dengan warna sama dengan bahan. Biasanya yang digunakan adalah linen putih. Whitework tertua ditemukan sebagai penutup altar gereja di Jerman, pada abad ke-12, dan disebut dengan opus teutonicum. Sulaman ini tercipta karena alasan praktis: benang putih lebih mahal daripada benang emas, yang biasanya menjadi simbol keagungan kerajaan dan gereja.
Kesederhanaan itu yang membuat whitework menjadi populer. Bahkan kemudian, di abad ke-16, penggunaannya tidak terbatas pada kalangan gereja, namun juga rumah tangga untuk baju dan perlengkapan rumah. Warna putih bersih tidak lagi menyiratkan karya yang bernilai ekonomi rendah, tetapi justru dengan warna tunggal itu terkesan sifat elegan.
Sejak awal, jenis sulaman yang dipakai tidak berbeda dengan sulaman pada umumnya, misalnya, tusuk rantai, tusuk satin, tusuk tangkai
Salah satu jenis whitework adalah Schwalm embroidery. Dari namanya terlihat bahwa sulaman ini berasal dari Jerman. Schwalm embroidery berbentuk besar dengan motif flora dan fauna. Pada sulaman ini banyak dipakai chain stitch atau coral stitch. Daun dan bunga kecil disulam dengan blanket stitch atau satin stitch. Schwalm embroidery digunakan untuk menghias busana wanita dan pria, selain perlengkapan rumah seperti sprei, taplak, handuk.
Jenis lain dari whitework adalah Hedebo dari Denmark. Hedebo juga merupakan nama daerah tempat lahirnya jenis sulaman itu. Di Indonesia jenis sulaman ini kita sebut dengan terawang. Sulaman ini dibuat dengan membuat lubang pada serat kain.
Sulaman Pengantin
Pertama, saya membuat monogram TR pada bagian tengah. Font yang saya pakai jenis Malibu. Saya memakai aplikasi kanva untuk menuliskan TR dengan font itu, yang kemudian saya cetak ukuran kertas A3 (29,7 x 42 cm). Hasil cetakan saya jiplak pada kain dengan menggunakan pensil.
Sesudah itu saya menggambar bunga-bungaan untuk hiasan di kiri atas. Jadi hanya ada dua blok sulaman, hiasan di kiri atas dan monogram.
Saya memakai tusuk rantai untuk monogram, tusuk koral untuk tangkai daun, dan tusuk buttonhole eyelets untuk bunga. Beberapa jenis tusukan merupakan hasil coba ulang untuk menghindari tekstur berlebih. Misalnya, saya mengganti sulaman French knots karena tidak pipih dan menimbulkan efek sensoris pada kulit.
Sederhana?
Apakah whitework sederhana? Tidak. Warna putih membuat kita menjadi hati-hati dalam menjaga kebersihan kain dan menusukkan benang. Setelah bantal jadi, saya sampai mencuci tiga kali karena ada noda yang menempel.
Dan … ternyata saya perlu tiga pekan nonstop untuk menyulam sarung bantal ini.
Sekalipun demikian, saya tidak kapok. Bahkan saya ingin suatu saat membuat white season, pameran sulaman bernuansa putih. Efek karya whitework memang tidak sederhana, namun elegan dan stylish.