Kucing Ramadan – Saya membuat boneka kucing ini di tengah berbagai kesibukan, termasuk proyek sajadah Ecocraft

Segalanya serba mendadak. Bermula ketika cucu saya, Al,  diajak orang tuanya ke toko buku dan tertarik pada boneka. Anak dan menantu saya bilang, boneka itu terlalu mahal.

Duh nenek mana yang tega mendengar hal itu? Saya setuju untuk mendidik anak tidak impulsif. Tapi juga perlu dicari jalan keluar yang edukatif. 

Maka saya pun terpikir membuat boneka kucing dari kaos bekas …..

kucing

Mengolah Kaus Bekas

Sesuai prinsip Ecocraft untuk sebisa mungkin menggunakan barang tidak terpakai, saya pun memilih kaus merah berlengan panjang yang tersimpan di salah satu boks kain saya. Menurut suami saya, kaus itu masih baru, dibeli tidak pernah dipakai karena kekecilan.

Saya suka dengan warna merahnya. Terlihat belum pudar, jadi kaus ini memang masih baru.

kucing

Pola Kucing

Inspirasi saya dapatkan dari Pinterest, yang kemudian saya kembangkan sendiri. Kucing itu akan tampak sedang berjalan, dengan mimik lucu.

Boneka tidak saya buat dalam ukuran besar karena kadang Al takut pada benda baru yang lebih besar daripada ukuran tubuhnya. Jadi ukuran panjang sekitar 30 cm, dan tinggi 20 cm.

Pola pada foto di bawah terlihat  adanya lipatan. Ya, pola itu saya lipat karena saya khawatir pola kucing tidak proporsional. Namun menurut sahabat saya saat kuliah, Vitri, yang memiliki 30-an kucing, memang ada gambar kucing dengan tubuh memanjang seperti hotdog. Jadi oke saja gambar kucing yang saya buat.

Pola saya gunting lalu tempel pada kaus. Saya buat bentuk kucing dengan pensil jahit.

Setelah itu kain saya gunting mengikuti gambar yang saya buat. Karena kaus terdiri dari bagian depan dan belakang, guntingan pola langsung mengenai kain bawahnya. Jadi saya mendapatkan dua lembar pola kucing.

kucing

Menjahit Kucing

Sebelum menjahit tubuh kucing, saya menyulam bagian wajah. Agar mata tidak terlihat, kucing saya buat sedang memejamkan mata. Pada kucing pertama saya memakai benang putih untuk sulaman mata. Namun kok hasilnya terlihat cebleh. Apalagi karena pita untuk leher yang saya temukan adalah kuning. Karena itu pada kucing kedua dan ketiga saya memakai benang kuning untuk mata dan hidung.

Saat menjahit, saya menyisakan bagian samping dekat kepala untuk tempat mengisi dakron. Alhamdulillah mesin jahit bersahabat karena jarum sudah saya ganti dengan nomor 18, jarum khusus untuk bahan tebal.

Setelah semua bagian dijahit, kain saya gunting pada bagian cekungan-cekungan, lalu saya balik. 

Pengisian dakron perlu cermat agar kaki dan telinga terisi penuh.  

Lalu bagian tubuh tempat mengisi dakron saya jahit, dan agar bekas jahitan tangan terlihat rapi, saya tutup dengan pita.

 

Masalah Keamanan

Karena untuk bayi, saya sangat mementingkan masalah keamanan. Hal-hal yang saya jaga adalah:

1. Jahitan harus kuat. Saya menggunakan jahitan mesin agar boneka tidak mudah sobek. Bagian sisi yang saya jahit dengan tangan saya pastikan cukup kuat, dan kemudian saya tutup dengan pita.

2. Tidak ada unsur yang bisa dilepas. Karena itu saya tidak memasang kancing atau apa pun sebagai hiasan. Pita yang saya tempel juga saya jahit agar melekat pada tubuh kucing.

kucing

 

Reaksi Al

Pastinya penting  untuk membahas bagaimana reaksi Al, sebagai end-user. Apalagi saya membuat boneka ini dengan asumsi dia ingin bermain boneka (kucing).

Boneka saya letakkan di ruang keluarga agar dia melihat ketika bangun. Namun dia menggeleng dan hanya menatap sekilas. Saat itu dia sedang rewel karena badannya agak panas.

Beberapa jam kemudian, saat dia bermain bersama sepupunya, Trisha di depan rumah, dia memegang boneka itu sambil tersenyum. Mengapa? Trisha memegang boneka yang sama. Ya, salah satu boneka saya berikan kepada Trisha yang tinggal di depan rumah kami.

Saya lega karena boneka itu pas dengan genggaman tangan mereka. Jadi boneka itu bisa jadi sarana untuk belajar menggenggam.

Meong ….Al

 

× Hubungi saya